LIFE STYLE & WISDOM BAPAK MARKETING MODERN
Senin malam, 17 September 2007 saya tidak praktek. Seperti biasa saya mengikuti acara bulanan dari MarkPlus Forum, sekarang dirubah menjadi MarkPlus Club. Sebenarnya, beberapa pertemuan terakhir MF acaranya tidak menarik, selain penyajinya kurang menguasai materi maupun audiens, juga materinya sendiri yg tidak menarik. Malam ini seolah menjadi pelipur kekecewaan pertemuan sebelumnya, yang tampil kali ini sang guru sendiri, Hermawan Kertajaya.
Pertemuan malam ini hermawan mengupas pengalaman perjalanannya bersama Philip Kottler selama 2 minggu tour keliling 5 negara. Seperti biasa, sebelum masuk materi inti Hermawan bercerita ngalor ngidul. Tapi saya suka dengan ceritanya karena apa yang disampaikan mengandung banyak hikmah dan sumber motivasi.
Dalam kutipan ceritanya dia bertutur bahwa harkat dan mertabat bangsa Indonesia saat ini sangat rendah, yang itu disebabkan orang Indonesia sendiri yang tidak bisa menjaganya. Keagungan budaya dirusak dengan sikap-sikap yang buruk seperti malas, korupsi, kolusi, suka berselisih dan lain-lain. Akibat sikap yang negative itu menyebabkan kehancuran ekonomi Indonesia, dan hal ini yang menyebabkan bangsa ini tidak dihargai oleh bangsa lain, termasuk Malaysia yang dulu belajarnya dari Indonesia. Padahal budaya negri jiran belum tentu lebih baik dari bangsa Indonesia. Contohnya di Singgapura, disana dalam menghadapi hidup orang singgapura takut rugi, takut mati dan takut istri. Bandingkan dengan orang Indonesia yang mudah melupakan kesalahan orang, ikhlas dan tidak takut rugi. Semua itu menunjukkan potensi besar menjadi bangsa yang dihormati.
Setelah hermawan menerangkan konsep yang ada di buku barunya yang berjudul “Marketing 3.0: Values Driven Marketing”, dia mulai masuk kepada thema inti pertemuan yaitu inspirasi gaya hidup dari bapak marketing modern. Dia menjelaskan ada 10 great personality dari Kotler yang patut diteladani.
Pertama, gaya hidup sehat. Kotler selalu menjaga pola makannya, tidak makan terlalu banyak tetapi juga tidak sampai telat makan. Rutin melakukan renang dimanapun berada dan tidur cukup.
Kedua, berpikiran terbuka. Selalu menghargai pendapat orang, terlepas pendapat orang itu sesuai dengan pikirannya atau tidak, dia selalu menerima dengan ramah setiap pendapat orang.
Ketiga, Update info. Selalu belajar dan mengikuti informasi yang berkembang di dunianya. Setiap saat dia tidak pernah melewatkan membaca Koran IHT.
Keempat, membentuk jejaring pengetahuan. Ilmu yang didapatkan disebarkan kepada sahabatnya, dan dia mampu merangkai ilmu yang didapat menjadi ilmu baru.
Kelima, tidak menunda pekerjaan ( anywhere, anytime). Setiap pekerjaan yang seharusnya dikerjakan saat itu, ya harus selesai saat itu juga. Kebiasaan ini memerlukan kedisiplinan yang tinggi.
Keenam, respek kepada orang lain. Walaupun Kotler adalah orang besar, namun dia masih menghargai dan mau mendengar pendapat orang. Bila ada orang berbicara dia dengan tekun mendengarkan. Apabila ada bagian yang penting dari pembicaraan itu segera ditulis yang nantinya akan dijadikan bahan untuk berkarya.
Ketujuh, kontrol emosi. Walaupun dalam keadaan hati yang tidak berkenan atau setengah marah, tetapi perasaan itu dapat dikendalikan dan tidak terekspresikan di wajah. Sehingga dari luar kelihatan tenang dan selalu enak dilihat orang.
Kedelapan, menjadi teman sejati.
Kesembilan, pecinta seni.
Kesepuluh, sayang keluarga.
Kesepuluh kepribadian inilah yang ditangkap Hermawan selama 2 minggu mendampingi Kotler dalam safari ceramah pemasaran di Asia. Dan inilah factor yang berpengaruh dan menjadikan Kotler sebagai pemikir besar.
|