Social Networking
Cari
Manajemen Rumah Sakit
AKHIRNYA MDMC MENUNJUKKAAN PERANNYA |
![]() |
![]() |
![]() |
Written by dr.Sholihul Absor,MARS |
Thursday, 06 January 2011 23:21 |
AKHIRNYA MDMC MENUNJUKKAAN PERANNYA BOJONEGORO, 26 PEBRUARI – 1 MARET 2009 Kamis malam, 26 pebruary seperti biasa aku praktik. Sudah seminggu ini cuaca mendung, kadang-kadang hujan. Begitu juga malam itu, hujan yang turun sejak magrib membuat pasien yang datang tidak banyak. Sekitar jam 7 malam nokiaku berbunyi, disebrang terdengar suara yang sudah aku kenal, tanpa basa-basi langsung saja dia berkata dengan suara datar,” mas…aku dapat telpon dari pak Yoto kalau kita diminta segera berangkat malam ini ke Bojonegoro”. Aku jawab saja langsung “oke siap, segera aku koordinasikan”. Suara disebrang itu adalah Khamsun, sosok kecil kurus yang cukup disegani karena selain usahawan yang sukses, dia juga pemimpin partai dan juga dekat dengan bupati bojonegoro yang dia panggil dengan nama pak Yoto. Saat itu juga saya kontak dr. Imam agar mengkoordinasikan anak buahnya untuk berangkat ke Bojonegoro. Dr. Imam adalah ketua MDMC (Muhammadiyah Dissaster Management Center), tim siaga bencana RS Muhammadiyah Gresik. Bagi dr. Imam moment seperti ini jelas bukanlah beban tetapi justru moment yang ditunggu-tunggu. Setelah membuat latihan penanganan bencana banjir maka aplikasi dalam kejadian yang nyata adalah suatu kebutuhan atau “harapan”. Malam itu praktek tutup lebih awal, kebetulan pasien sepi. Aku segera pulang untuk menyiapkan bergabung dengan misi penanggulangan bencana banjir. Semua anggota tim diminta untuk kumpul di rumah sakit, begitu juga aku. Ketika aku datang tampak beberapa teman sudah berkumpul. Ada Jazin, si kurus dan tinggi. Ada Mol satpam yang khas dengan suara ngakaknya. Amang, Hery sopir, taufiq jenggot. Tampaknya teman-teman sudah siap berangkat, peralatan tim sudah dikeluarkan , sebagian sudah masuk ambulance, satu perahu karet sudah diikat di atasnya, yang ditunggu hanya tim dari KOKAM dan Khamsun sendiri. Setelah menunggu beberapa lama akhirnya tim sebanyak 15 orang dengan menggunakan 3 mobil berangkat juga, molor beberapa jam. Yang semula rencana berangkat jam 8 malam akhirnya berangkat sekitar jam 10 malam. Dalam perjalanan , tim menyempatkan makan malam di pasar Babat. Setelah cari-cari akhirnya pilihan jatuh pada warung tenda yang menyediakan nasi bebek goreng. Menu dipilih dengan pertimbangan cepat saji. Semua makan dengan menu yang sama yaitu bebek goreng plus teh hangat. Dan rupanya tidak salah pilih karena semua anggota tim bilang kalau rasanya maknyuuus, tak terkecuali si Taufik yang biasanya rewel dan pilih-pilih (karena tidak suka daging dan ayam) malam itu dia menghabiskan satu porsi tanpa sisa. Mol satpam yang tadinya berharap dapat limpahan lauknya Taufiq akhirnya gigit jari karena Taufiq tidak menyisakan bebek gorengnya. Menjelang masuk kota Bojonegoro suasana sangat sepi. Waktu menunjukkan jam 2 dini hari. Hampir tidak ada kendaraan yang lewat. Lampu jalan yang menerangi tampaknya tidak terlalu terang sehingga di kanan kiri jalan hanya terlihat remang-remang. Di tengah keremangan malam ternyata terlihat beberapa wanita berpakaian sexy berdiri di pinggir jalan. Seolah tidak percaya, tim melambatkan laju mobil sambil lirik kanan kiri. Dan memang benar….satu diantara wanita itu mendekat, sambil tersenyum genit menyapa tim yang di dalam mobil. Dengan wajah menggoda wanita itu menyembulkan bagian terlarangnya dan menyapa Heri yang sedari tadi bengong saja....wao…..anggota tim semua teriak heboh karena ternyata si wanita sexy tadi adalah bencong…!, langsung saja mobil di gas ngacir. Masuk kota semua anggota tim terjaga, termasuk dr. Imam yang tidur nyenyak tanpa suara selama perjalanan. Suasana kota sangat sepi. Sejenak di dalam mobil tidak ada yang buka suara, semua tengok kanan kiri. Aku tahu apa yang dipikirkan teman-teman, pasti mikirkan seperti yang ada di benakku. Akhirnya ada yang buka suara juga,”mana banjirnya?”. Ya… itu juga yang menjadi keherananku. Tahun lalu ketika Bojonegoro banjir dan kita ngirim bantuan, kota Bojonegoro terendam cukup tinggi. Untuk mencapai RSIA (tenpat tujuan)kita harus ambil jalan melingkar luar kota sejauh 10 kilo meter. Ada kekhawatiran saat itu jangan-jangan informasinya salah. Kalo ini yang terjadi maka kecewa beratlah kita. Semua anggota tim berharap kita mendapatkan tantangan yang menguji seluruh kemampuan. Kalau hanya stanby saja buat apa berangkat malam-malam dan tidak perlu membawa personil yang banyak. |