Written by dr. Sholihul Absor, MARS
|
Monday, 15 October 2012 15:30 |
Selamat Datang di Hospital Marketing Observer
Perkembangan jaman telah mengubah tatanan kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Perkembangan teknologi memudahkan manusia dalam segala urusan. Perubahan politik meningkatkan kesadaran masyarakat akan haknya. Perbaikan ekonomi meningkatkan kemampuan daya beli dan memilih produk yang mereka butuhkan. Budaya yg berkembangpun tidak luput dari jamahan perubahan, perilaku masyarakat beralih menjadi semakin permisiv dan individual.
Rupanya perubahan ini sampai juga kepada dunia medis yang saya geluti. Hubungan pasien dengan dokter tidak lagi berupa hubungan saling percaya, tetapi beralih menjadi hubungan transaksional layaknya praktik bisnis pada umumnya. Pasien bebas memilih akan berobat kemana, si dokter memberikan pelayanan untuk memuaskan pasien. Dan kemudian pasien membayar biaya pengobatan yang dia terima. Wal hasil, dokter jual, pasien beli. Kalau tidak puas ya komplain seperti yang terjadi pada kasus Prita vs omni hospital.
Persaingan merebut pasien antar rumah sakit semakin tak terelakkan. Maka muncullah praktik praktik pemasaran tanpa mempedulikan etika kedokteran, sebagaimana sumpah dokter yang diucapkan saat mau lulus dokter. Dari sinilah saya tertarik untuk belajar, kemudian mengamati tingkah laku kegiatan pemasaran di rumah sakit, dan disajikan di BLOG ini. Dengan harapan agar masyarakat tidak terperosok akibat tergiur dengan trik pemasaran yang dilakukan rumah sakit. Saya akan mencoba berbagi tentang hal itu di BLOG ini kepada semuanya.
|
Last Updated on Friday, 03 July 2015 15:53 |
Read more...
|
|
Written by dr.Sholihul Absor,MARS
|
Tuesday, 01 March 2022 10:16 |
GRAND OPENING RS YASYFIN DARUSSALAM GONTOR
Sebuah Takdir yang Saya Syukuri
Inilah yang namanya suratan takdir, perjalanan hidup manusia tidak bisa disangka. Begitulah yang terjadi pada saya. 28 tahun yang lalu lulus dilantik sebagai dokter, sehari kemudian langsung berangkat ke Pondok yang namanya kondang di seantero nusantara, Pondok Pesantren Darussalam Gontor di Ponorogo. Tentu bukan untuk nyantri belajar agama, tetapi bertugas di klinik pondok yang namanya Balai Kesehatan Santri dan Masyarakat (BKSM), melayani ribuan santri yang menuntut ilmu di sana.
Menjadi dokter di BKSM sungguh pengalaman berharga. Di tengah keterbatasan komunikasi saat itu ( dulu belum ada HP dan internet) saya menangani berbagai macam kasus penyakit sendirian, tanpa bisa tanya jika menghadapi kesulitan. Andalannya hanya buku dan catatan kuliah yang saya bawa, secara tidak langsung ini meningkatkan kemampuan saya mengobati pasien, dan ini menjadi bekal saya buka praktik mandiri sampai sekarang.

Lobby RS Yasyfin Darussalam Gontor
Namun ada pengalaman lain yang lebih berharga yakni, belajar memahami dan memaknai arti keikhlasan dan perjuangan dalam kehidupan nyata. Ketika mahasiswa, sebagai aktivis kampus, jargon idealisme seperti keadilan, keikhlasan, berjuang, teguh pendirian, dan lain lainkerap disuarakan, tapi itu sebatas retorika. Bagaimana idealisme itu dibenamkan dalam kehidupan nyata ya dari Gontor ini saya belajar. Nilai nilai luhur yang dipedomani oleh insan Gontor adalah “Panca Jiwa”.
|
Last Updated on Tuesday, 01 March 2022 13:23 |
Read more...
|
Written by dr.Sholihul Absor,MARS
|
Wednesday, 16 February 2022 09:32 |
SULITNYA MENGEMBANGKAN DIGITAL TEKNOLOGI DI RUMAH SAKIT
Sungguh teknologi digital adalah masalah yang krusial bagi dunia kesehatan secara umum, namun tidak mudah memahamkan bahwa teknologi digital adalah suatu keniscayaan yang harus kita geluti. Kita lihat, betapa sulitnya meminta dokter menulis hasil pemeriksaan pasien di komputer dalam sistem electronic medical record (EMR), apalagi menulis resep di komputer, susahnya minta ampun. Resep obat yang ditulis dengan cepat dan sulit dibaca seolah bagian dari jati diri seorang dokter, sehingga tidak mau diganti dengan tulisan dari komputer.
Bagi jajaran manajemen rumah sakit atau klinik, kesadaran tentang perlunya software yang digunakan untuk membantu operasional usaha sudah sangat baik, artinya mereka paham pentingnya teknologi bagi sebuah usaha, sayangnya hanya sebatas itu. Tidak banyak yang dapat memanfaatkan data yang terkumpul sebagai bahan evaluasi dan menyusun langkah strategis. Padahal dari data yang terkumpul, sangat banyak peluang usaha yang dapat diraih. Itu belum termasuk memanfaatkan media sosial untuk menggali informasi dan potensi pasar, serta menyambungkannya dengan sistem operasional di rumah sakit atau klinik sehingga proses pelayanan lebih lancar, simple, dan nyaman. Masih jauh.
Se iya sekata, pemilik juga kurang perhatian terhadap pengembangan teknologi, untuk peningkatan kinerja operasional seperti sistem informasi manajemen rumah sakit, apalagi pengembangan ke arah teknologi digital. Dari dulu hingga sekarang yang menjadi perhatian sebatas membangun gedung dan beli alat medis. Sedangkan bagaimana mengembangkan teknologi sehingga kualitas layanan menjadi lebih baik, menjangkau pasar lebih luas, serta meningkatkan kinerja yang efisien kurang mendapat perhatian serius.
|
Last Updated on Wednesday, 16 February 2022 10:01 |
Read more...
|
|
|
|
|
Page 1 of 2 |